Inilah 7 Sikap Orangtua pada Anaknya yang Hobi Main Internet
10:08 PM
Apa yang harus dilakukan orangtua ketika anaknya mulai mengenal, atau bahkan hobi main internet? Hal pertama yang musti dilakukan adalah komunikasi ke anak. Jelaskan apa dan bagaimana terkait itu. Berikut tujuh sikap orangtua bila buah hatinya mulai hobi akses internet.
1. Jelaskan apa risikonya – jangan langsung menusuk ke “bahaya” namun masuklah ke risiko terlebih dahulu. Sebab, internet tidak selalu membawa dampak negatif (bahaya) tapi jelas ada resikonya jika tidak terkontrol.
2. Pengalaman anak – mintalah anak Anda untuk berbagi pengalaman tatkala menjelajah web. Apakah dia terancam atau tidak nyaman, dan apa yang membuat dia merasa demikian.
3. Buat pagar – jelaskan pada anak tentang apa yang boleh dan apa yang tidak boleh. Jika sudah dibuat pagar maka Anda setidaknya punya benteng. Namun, makin dilarang makin penasaran, umumnya begitu. Kembali ke poin pertama, jelaskan risikonya.
4. Kontrol perangkat – Anda tidak akan mungkin 24/7 mengawasi anak main internet. Manfaatkan fitur Parental Control untuk membuat batasan dan pengawasan itu.
5. Filter – masih terkait poin sebelumnya, pakai filter untuk menyaring usia anak. Misalkan saja Anda memiliki tiga anak dengan usia berbeda. Filter anak pertama, kedua, dan ketiga tentu berbeda pula jika usia mereka terlampau jauh.
6. Lindungi perangkat – ini wajib dan penting untuk membenamkan anti-virus di perangkat. Bukan hanya sebagai tameng virus jahat, namun juga piranti lunak yang mencoba menyusup via web jahat.
7. Perangkat bergerak – jika anak sudah main internet di ponsel, langkahnya tentu berbeda dengan apa yang dilakukan di PC. Satu langkah mudah benamkan aplikasi yang menawarkan kontrol orangtua. Aplikasi ini tidak hanya membentengi anak Anda saja saat menjelajah web namun juga semua konten yang tak pantas di ponsel. (sidomi)
1. Jelaskan apa risikonya – jangan langsung menusuk ke “bahaya” namun masuklah ke risiko terlebih dahulu. Sebab, internet tidak selalu membawa dampak negatif (bahaya) tapi jelas ada resikonya jika tidak terkontrol.
2. Pengalaman anak – mintalah anak Anda untuk berbagi pengalaman tatkala menjelajah web. Apakah dia terancam atau tidak nyaman, dan apa yang membuat dia merasa demikian.
3. Buat pagar – jelaskan pada anak tentang apa yang boleh dan apa yang tidak boleh. Jika sudah dibuat pagar maka Anda setidaknya punya benteng. Namun, makin dilarang makin penasaran, umumnya begitu. Kembali ke poin pertama, jelaskan risikonya.
4. Kontrol perangkat – Anda tidak akan mungkin 24/7 mengawasi anak main internet. Manfaatkan fitur Parental Control untuk membuat batasan dan pengawasan itu.
5. Filter – masih terkait poin sebelumnya, pakai filter untuk menyaring usia anak. Misalkan saja Anda memiliki tiga anak dengan usia berbeda. Filter anak pertama, kedua, dan ketiga tentu berbeda pula jika usia mereka terlampau jauh.
6. Lindungi perangkat – ini wajib dan penting untuk membenamkan anti-virus di perangkat. Bukan hanya sebagai tameng virus jahat, namun juga piranti lunak yang mencoba menyusup via web jahat.
7. Perangkat bergerak – jika anak sudah main internet di ponsel, langkahnya tentu berbeda dengan apa yang dilakukan di PC. Satu langkah mudah benamkan aplikasi yang menawarkan kontrol orangtua. Aplikasi ini tidak hanya membentengi anak Anda saja saat menjelajah web namun juga semua konten yang tak pantas di ponsel. (sidomi)